Jumat, 20 November 2009

PENGERTIAN TELEMATIKA

Nama : Gia Junian Putranto

Kelas : 4KA 13

Npm : 17108319


bahasa telematika berasal dari istilah dalam Perancis TELEMATIQUE merupakan gabungan dua kata: telekomunikasi dan Teknologi Informasi. Telekomunikasi itu sendiri merujuk pada perkembangan teknologi perangkat-perangkat Media Komunikasi,teknik pengiriman pesan, dari suatu tempat ke tempat lain, dan biasanya berlangsung secara dua arah itu juga termasuk hasil dari pengembangan teknologi telekomunikasi. Telekomunikasi’ mencakup semua bentuk komunikasi jarak jauh, termasuk radio, telegraf/ telex, televisi, telepon, fax, dan komunikasi data melalui jaringan komputer.


Istilah Teknologi Informasi itu sendiri merujuk pada perkembangan teknologi perangkat-perangkat pengolah informasi. Teknologi Informasi mencakup struktur, sifat, dan interaksi dari beberapa sistem yang dipakai untuk mengumpulkan data, memproses dan menyimpan hasil pemrosesan data, serta menampilkannya dalam bentuk informasi.
Istilah telematika sering dipakai untuk beberapa macam bidang, sebagai contoh adalah:

Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi.

Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).

Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics).
sumber :


Kamis, 19 November 2009

ILMU SOSIAL DASAR BAB 8

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN

1. Ilmu pengetahuan
Lajim dipergunakan dalam pengetian sehari-hari,terdiri dari dua kata,ilmu dan pengetahuan, yang masing-masing mempunyai identitas sendiri-sendiri.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang iliah dan objektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah meliputi 4 hal :
Tidak ada perasaan bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif;
Selektif,artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dhadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala;
Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah;
Merasa pasti bahwa setiap pendapat,teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian,namun masih terbuka dibuktikan kembali;

2. Teknologi

Teknologi dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyongsong masa depan yang cerah,kepercayaan sudah mendalam.
teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis.

3. Ilmu pengetahuan teknologi dan nilai

Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral.
Hal ini besar perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya melalui kebijaksanaan pembangunan,yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4. Kemiskinan

Kemiskinan lajim dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untu memenuhi kebutuhan hidup yang pokok,dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapat
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup .

Kamis, 12 November 2009

IMK

SISTEM ABSENSI SIDIK JARI Nitgen NAC-3000

Oleh:
Nama : Gia Junian Putranto ( 17108319)
NAMA : MUHAMMAD SAHAL ( 17108309 )
Kelas : 3Ka17
MATA KULIAH : INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

Jurusan Sistem Informasi
Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Gunadarma

Pendahuluan
Manusia pada dasarnya memiliki sesuatu yang unik/khas yang hanya dimiliki oleh dirinya sendiri. Hal ini menimbulkan gagasan untuk menjadikan keunikan tersebut sebagai identitas diri. Hal ini perlu didukung oleh teknologi. Teknologi yang dapat mendukung hal tersebut disebut sebagai biometrik.

Biometrik adalah metode untuk mengindentifikasi atau mengenali seseorang berdasarkan karakteristik fisik atau perilakunya. biometrik memang kini mulai jadi trend. Pilihannya kian beragam, mulai dari sidik jari, pola wajah, pola suara hingga lapisan iris dari mata.

Perbandingan Dengan Sistem Lama (mekanik)
Sistem mekanik dimana setiap orang harus memasukkan sebuah kartu absensi ke dalam mesin absensi dan mesin absensi akan mencetak jam absensinya.
Kelemahan pada sistem ini orang bisa melakukan absensi tanpa dia harus hadir disitu, karena dia bisa menitipkannya kepada rekan kerja dia. Jadi data absensi bisa jadi diragukan kebenarannya karena sulit diketahui apakah absensi dilakukan sendiri atau dilakukan oleh orang lain.

Sebagian besar masalah yang terjadi adalah banyaknya absensi yang dilakukan orang lain, Absensi dengan sistem mekanik juga menimbulkan biaya tambahan yang rutin, yaitu untuk membeli kartu absen kosong tiap bulannya,
Kelebihan Sistem Absensi Sidik Jaria:
a. Harga yang relatif lebih murah dibanding sistem biometrik lainnya.
b. Tidak memungkinkan penitipan absen.
c. Bisa menekan pengeluaran fiktif perusahaan, seperti uang lembur, uang hadir, catatanprestasi karyawan, dsb.
d. Meningkatkan produktifitas perusahaan, karena lebih memicu karyawan untuk hadir tepatwaktu dan kehadirannya tidak fiktif.
e. Data langsung masuk ke komputer, bisa langsung diolah untuk pembuatan laporan.

Sensor yang digunakan untuk mendeteksi sidik jari menggunakan sistem optikal, dimana pendeteksian dilakukan dengan pembacaan kontur (tinggi rendahnya permukaan) sidik jari dan listrik statis tubuh. Hal ini menghasilkan tingkat keamanan yang tinggi karena tidak bisa dipalsukan dengan fotocopy sidik jariatau sidik jari tiruan.

PRODUK NAC-3000 produksi Nitgen KoreaProduk NAC-3000 per unitnya mampu menampung 2000 pemakai ( masing-masing direkam 2 jari ) atau 4000 pemakai ( masing-masing direkam 1 jari ), dan 3000 memory transaksi bisa disimpan, memory ini tidak akan hilang walaupun listrik mati. Untuk mengurangi jumlah dan waktu antrean, maka bisa menggunakan lebih dari satu unit alat ini, semua alat dihubungkan dengan sebuah jaringan ( Ethernet TCP/IP ), dan cukup menggunakan sebuah komputer untuk pengelolaan data dan pembuatan laporan. Hal ini akan membantu untuk perusahaan yang memi liki beberapa pintu masuk atau beberapa gedung, karyawan bisa melakukan absensi di tempat yang paling dekat dengan tempat kerjanya. Untuk satu alat dianjurkan maksimum diantre 250 orang ( pada puncak antrean ), agar waktu antrean bisa cepat, yaitu sekitar 15 menit, dihitung dari orang yang pertama sampai yang terakhir.

NAC-3000 memiliki sensor yang istimewa karena memiliki lapisan kaca yang tahan lama dan juga memiliki sensor gerak, yaitu jika ada jari yang menempel pada sensor maka sensor akan langsung menyala untuk mengambil sidik jari. Pada kondisi tidak dipakai maka sensor akan padam, dengan demikian usia sensor akan lebih awet karena sensor hanya menyala pada saat dipakai saja.

NAC-3000 memiliki berbagai metode absensi, yaitu :· 1:1 matching, yaitu cara absensi dengan menekan nomor ID dahulu, lalu scan jari.· 1:N matching, yaitu cara absensi tanpa menekan nomor ID, tapi langsung scan jari ( cara inidianjurkan untuk jumlah pemakai dibawah 200 orang ).· Password, yaitu cara absen dengan hanya mengetik nomor ID dan password saja, tidakmenggunakan sidik jari. Cara ini dipakai hanya untuk pemakai tertentu yang kondisi sidikjarinya buruk sehingga sensor tidak sanggup untuk membacanya.· RF Card / Proximity Card ( optional ), yaitu dengan menambahkan Proximity Reader internal didalam alat ini dan pemakai harus memiliki kartu ID ( berjenis kartu proxy ). Jadi cara absennyahanya dengan menempelkan kartu pada mesin ( nomor ID yang ada pada kartu akan ditransferke mesin via gelombang radio ), lalu dilanjutkan scan jari.

NAC-3000 bisa beroperasi dalam 3 mode, yaitu :· SO, yaitu alat akan beroperasi dalam mode Standalone dimana data-data log tidak akan disimpan ke dalam memory dan alat tidak perlu dihubungkan ke jaringan LAN. Mode ini bisa digunakan untuk Access Control.· NL, yaitu pencocokan sidik jari dilakukan pada mesin saja, dan data Log akan disimpan di dalam mesin. Pada saat alat terhubung ke computer ( softwarenya jalan ) maka data Log akan ditransfer ke computer.· NS, yaitu pencocokan dilakukan di mesin dahulu, dan jika tidak ditemukan sidik jari yang cocokmaka pencocokan akan dilakukan di computer. Data Log akan disimpan di mesin dan akanditransfer ke computer pada saat software dijalankan. Dengan mode NS ini maka satu systemabsensi bisa menangani max 10.000 data karyawan.NAC-3000 memiliki 4 Function Key yang bisa dipakai untuk berbagai jenis transaksi seperti Datang, Keluar, Kembali, dan Pulang.

NAC-3000 juga bisa difungsikan sebagai Access Control yaitu untuk akses membuka sebuah pintu. Terminalnya sudah tersedia untuk dihubungkan ke berbagai jenis electric lock dan exit button. Electric Locknya disesuaikan dengan jenis pintu. Ada beberapa pilihan electric lock, seperti Electric Stricke, EM Lock ( Electromagnetic Lock ), dan Drop Bolt.

VALIDASI ABSENSI Ada beberapa indikator yang berfungsi untuk menunjukkan bahwa absensi telah berhasil dicatat pada memory alat. Untuk lebih mempermudah, maka ada beberapa indikator yang ditampilkan sekaligus, yaitu:
Tertampil nomor ID pada layar LCD.·
Terdengar suara ‘Thank you’.·
Terdengar suara ‘Beep’ pendek.·
Lampu LED hijau menyala.


Gambar Nitgen NAC-3000

Senin, 09 November 2009

ILMU SOSIAL DASAR

PERTEMUAN KE 1

ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI SALAH SATU MATA KULIAH DASAR UMUM

PENDAHULUAN
Pendidikan tinggi diharapkan menghasilkan sarjana-sarjana yg memiliki kemampuan akademik.
ISD sebagai bagian dari MKDU.

PENGERTIAN,TUJUAN,ISD,DAN IPS
PENGERTIAN
ISD adalah pengetahuan yg menelaah masalah-masalah sosial.

TUJUAN
Memahami adanya kenyataan-kenyataan sosial yg ada dalam masyarakat

ILMU SOSIAL DASAR DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
ISD dan Ilmu Pengetahuan Sosial keduanya mempunyai persamaan dan perbedaan.

RUANG LINGKUP ISD
Tiga golongan ISD
Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat.
Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan sosial.
Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat

Konsorsium antar bidang telah menetapkan bahwa perkuliahan ISD
terdiri dari delapan pokok bahasan
Masalah kependudukan
masalah individu
masalah pemuda
Masalah hubungan antar warga
masalah pelapisan sosial
masalah masyarakat perkotaan
Masalah pertentangan sosial
pemanfaatan ilmu pengetahuan

PERTEMUAN KE 2


PENDUDUK MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

PENDAHULUAN
Dalam bahasan ini akan ditelaah mengenai pertumbuhan penduduk,kebudayaan dan timbulnya pranata

PERTUMBUHAN PENDUDUK

Tingkat kematian kasar
CDR = D/Pm*K

Tingkat kematian khusus
ASDR = Di/Pm*K

Tingkat kelahiran kasar
BCDR = B/Pm*K

Angka kelahiran umum
GFR = B/Fm*K

Tingkat kelahiran khusus
ASFRi = Bi/Fmi*K

KEBUDAYAAN DAN KEPRIBUMIAN

Pertumbuhan dan pengembangan kebudayaan
Kebudayaan hindu,budha, dan islam
Kebudayaan barat

PERTEMUAN KE 3

INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

HUBUNGAN ANTAR INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
MAKNA INDIVIDU
MANUSIA MAHLUK INDIVIDU
KENYATAAN KEHIDUPAN KITA BERKEMBANG
UNTUK MENJADI MANUSIA YG MANDIRI HARUS MELALUI PROSES

MAKNA KELUARGA
KELUARGA KELOMPOK PRIMER YG PENTING DALAM MASYARAKAT
MANUSIA MEMPUNYAI 5 MACAM SIFAT PENTING

MAKNA MASYARAKAT
BEBERAPA DEFENISI MENGENAI MASYARAKAT, YAITU:
R.LINTON,ADALAH KELOMPOK MANUSIA YANG BERFIKIR TENTANG DIRINYA SEBAGAI SATU KESATUAN SOSIAL

M.J.HERSKOVIST,ADALAH KELOMPOK INDIVIDU YG DIORGANISASIKAN DAN MENGIKUTINSATU CARA HIDUP TERTENTU

J.L.GILLIN DAN J.P.GILLIN,ADALAH KELOMPOK MANUSIA YG TERBESAR DAN MEMPUNYAI KEBIASAAN

S.R.STEINMETZ,ADALAH KELOMPOK MANUSIA YG TERBESAR YG MELIPUTI PENGELOMPOKAN-PENGELOMPOKAN MANUSIA YG LEBIH KECIL

HASAN SHADLY,ADALAH GOLONGAN BESAR ATAU KECIL DARI BEBERAPA MANUSIA

URBANISASI DAN URBANISME
URBANISASI ADALAH PROSES BERPINDAHNYA PENDUDUK DARI DESA KE KOTA

PROSES URBANISASI DAPAT DERJADI DENGAN LAMBAT MAUPUN CEPAT,TERGANTUNG DARI MASYARAKAT YG BERSANGKUTAN

PERTEMUAN KE 4
PEMUDA DAN SOSIALISASI

REMAJA
Adalah masa transisi secara psikologis dan sangat probelmatis
Adalah kelompok yang mudah dipengaruhi oleh media masa
Adalah sebagai individu dan masa pancaroba yg mempunyai penilaian yg belum mendalam terhadap norma, etika, dan agama

ANOMI REMAJA
Menurut enoch markum : muncul akibat keanekaragaman dan kekaburan norma
Masyarakat yg mengharapkan mampu memberi jawaban, juga berada dalam keadaan transisi
Dan dalam keadaan bingung ini mereka mencari pegangan norma yg lain yg memberikan mereka kesempatan untuk menyimpang

ORIENTASI MENDUA
Menurut Dr. Male : adalah orientasi yg bertumpu pada harapan orang tua
Menyebabkan mereka melahap semua informasi tanpa menyeleksi terlebih dahulu
Dan dalam keadaan bimbang menyebabkan mereka mencoba untuk bunuh diri

PERANAN MEDIA MASA
Untuk memenuhi keinginan dan menyatakan identitas diri
Untuk membutikan bahwa mereka bisa lepas dari orang tua
Memenuhi kebutuhan untuk memperoleh aksebilitas di tengah sesama mereka

PEMUDA DAN IDENTITAS
Pemuda adalah semua generasi yg dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan
Mempunyai masalah-masalah yg bervariasi
Terdapat proses sosialisasi generasi muda
Mempunyai banyak potensi positif yg dapat dikembangkan


POLA DASAR PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA
Berdasarkan :
Landasan IDIIL – pancasila
Landasan Konstitusional – UUD 1945
Landasan Strategis – Garis Besar Haluan Negara
Landasan Histori – Sumpah Pemuda tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan
Landasan Normatif – Etika, Tata, dan Tradisi leluhur

MASALAH POTENSI GENERASI MUDA
Menurunnya jiwa idealisme
Kurang pastinya masa depan yg akan dihadapi
Belum seimbangnya generasi muda dengan jumlah fasilitas pendidikan
Kurang lapangan pekrjaan

Kurangnya gizi
Banyak perkawinan dibawah umur
Pergaulan bebas
Meningkatnya kenakalan remaja
Belum adanya peraturan tentang generasi muda

POTENSI GENERASI MUDA
Idealisme dan daya kritis
Terdidik
Keberanian mengambil resiko
Optimis dan semangat
Sikap kesatria

PROSES SOSIALISASI
Adalah proses yg membantu individu melalui belajar dan penyesuaian diri
Prosesnya berawal dari keluarga
Akan tercipta cara berfikir dan kebiasaan sosialisasi
Lembaganya adalah:
Keluarga
Sekolah
kelompok sebanya

TUJUAN SOSIALISASI
Agar individu tersebut dapat diberi ilmu pengetahuan
Agar individu tersebut dapat berkomunikasi secara efekif
Mengendalikan fungsi-fungsi organik
Dapat ertingkah laku selaras dengan masyarakat

MENGEMBANGKAN POTENSI GENERASI MUDA
Mengadakan proyek bersama
Lomba karya ilmiah

PERTIMBANGAN MENGENYAM BANGKU PENDIDIKAN TINGGI
Sebagai pemuda harus memiliki pengetahuan yg luas
Disana pemuda mendapat proses sosialisasi
Pemuda dari berbagai etnis
Pemuda akan mempunyai pandangan yang lebih luas

PERTEMUAN KE 5

Warga negara dan negara
Hukum,negara dan pemerintah
Hukum
Peraturan-peraturan yang menentukan tingkah aku manusia
Ciri dan sifat hukum
Adanya perintah atau larangan
Perintah atau larangan itu harus dipatuhi setiap orang
Sumber-sumber hukum formal
UUD
Kebiasaan
Keputusan-keputusan hakim
Traktat
Pendapat sarjana hukum

Pembagian hukum
Menurut sumbernya
Menurut bentuknya
Menurut tempat berakunya
Menurut waktu berakunya
Menurut cara mempertahankan
Menurut sifatnya
Menurut wujudnya
Menurut isinya

NEGARA
Sifat – sifat negara
Sifat memaksa
Sifat monopoli
Sifat mencakup semua
Bentuk negara
Negara kesatuan
Negara serikat
Bentuk kenegaraan yang kita kenal dewasa ini :
Negara dominio
Negara uni
Unsur-unsur negara
Adapun tujuan negara itu bermacam-macam diantaranya
Perluasan kekuasaan semata
Perluasan kekuasaan untuk mencapai tujuan lain
Penyeenggara kesejateraan umum
Tujuan negara repubik indonesia
Melindungi kesejahteraan umum
Mencerdaskan kehidupan bangsa
Ikut meaksanakan ketertiban dunia

PEMERINTAH
Pemerintah daam arti luas
Segala kegiatan atau usaha yang terorganisir,bersumber pada kedaulatan dan berdasarkan dasar negara
Pemerintah dalam arti sempit
Kalau kita mengikuti Montesguien, maka hanyalah tugas,kewajiban dan kekuasaan negara dibidang eksekutif

PERTEMUAN KE 6

PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT
Pelapisan sosial
Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah perbedaan penduduk ke dalam kelas-kelas yg tersusun secara bertingkat

Pelapisan sosial ciri tetap kelompok sosial
Pelapisan masyarakat dalam masyarakat primitif
Berdasarkan jenis kelamin dan umur
Kelompok-kelompok suku
Pemimpin yang berpengaruh
Orang-orang yang diucilkan
Pembagian kerja
Perbedaan struktur ekonomi
Terjadinya pelapisan sosial
Terjadi dengan sendirinya
Terjadi dengan disengaja

PERTEMUAN KE 7
Masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan
Masyarakat pedesaan, aspek-aspek positif dan negatif
Pengertian masyarakat
Definisi adalah uraian ringkas untuk memberikan batasan-batasan mengenai sesuatu persoala.
Kelompok manusia yang dimaksud diatas yang belum terorganisasikan mengalami proses yg fundamental,yaitu:
Adaptasi dan organisasi dari tingkah para anggota.
Timbul perasaan berkelompok secara lambat laun.
Dipandang dari cara terbentuknya, masyarakat dapat dibagi dalam:
Masyarakat paksaan.
Masyarakat merdeka.
Ada dua tipe manusia yaitu:
Masyarakat kecil yang belum begitu kompleks.
Masyarakat yang sudah kompleks.
Masyarakat perkotaan
Sering juga disebut urban community. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu :
Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
Orang kota pada umumnya mandiri.
Pembagian kerja warga kota lebih tegas.
Kemungkinan mendapat pekerjaan lebih banyak diperoleh warga kota.
Jalan pikiran rasional pada umumnya dianut masyarakat kota.
Jalan kehidupan yg cepat di kota-kota.
Perubahan-perubahan sosial tanpak nyata di kota-kota.
Perbedaan desa dan kota
Ada beberapa ciri yang dapat digunakan sebagai pentunjuk,yaitu:
Jumlah dan kepadatan penduduk.
Lingkungan hidup.
Mata pencaharian.
Corak kehidupan sosial.
Stratifikasi sosial.
Mobilitas sosial.
Polainteraksi sosial
Solidaritas sosial.
Kedudukan dalam hierarki sistem adminitrasi nasional.

Hubungan desa dengan kota
Masyarakat pedesaan bukanlah dua komunitas yg terpisah.
Terdapat hubungan yg erat
Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan
Desa juga merupakan tenaga kasar pd jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota
Para pekerja dari pedesaan adalah pekerja-pekerja musiman
Kota menghasilkan barang-barang yang dipelukan di desa
Kota juga menyediakan tenaga-tenaga yg melayani bidang-bidang jasa
Peningkatan hasil petanian
Kota memenuhi kebutuhan pangannya dari luar negeri
Peningkatan jumlah penduduk tanpa diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja
Mereka kelompok para pengangguran di desa
Aspek positif dan negatif

Masyarakat pedesaan
Pengertian desa
Suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan sendiri
Ciri-cirinya sebagai berikut:
Mempunyai pergaulan hidup
Ada pertalian yg sama tentang kesukaan terhadap kekuasaan
Cara berusaha
Hakikat dan sifat masyarakat pedesaan
Masyarakat pedesaan yang agraris dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyrakat tentang damai, harmonis, masyarakatnya yang adem ayem
Sistem nilai budaya petani di indonesia
Sebenarnya desa itu adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya, yg berwujud di muka bumi yg ditumbuhkan oleh unsur-unsur fisiografi.
Unsur-unsur desa
Daerah dalam arti tanah-tanah yg produktif
Penduduk adalah hal yg meliputi jumlah pertambahan , kepadatan penduduk desa setempat
Corak kehidupan di desa didasarkan pada ikatan kekeluargaan

Fungsi desa
Ada tiga fungsi desa yaitu:
Fungsi desa dalam hubungannya dengan kota
Sebagai lubung bahan mentah
Kerja desa merupakan desa agraris

Urbanisasi dan urbanisme
Sehubungan dengan perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, kiranya perlu pula disinggung perihal urbanisasi.
Urbanisasi adalahsuatu proses perpindahan penduduk dari dasa ke kota.

Perbedaan masyarakat pedesaan dengan masyarakat pekotaan.
Masyarakat pedesaan kehidupannya berbeda dengan masyarakat perkotaan, hal ini akibat adanya perbedaan yg mendasar dari keadaan lingkungan
Lingkungan umum dan orientasi terhadap alam
Pekerjaan atau mata pencaharian
Ukuran komunitas
Kepadatan penduduk
Homogenitas dan heterogenoitas
Diferensiasi sosial
Pelapisan sosial
Mobilitas sosial
Interaksi sosial
Pengawasan sosial
Pola kepemimpinan
Standar kehidupan
Kesetiakawanan sosial
Nilai dan sistem nilai

Kamis, 05 November 2009

urbanisasi pasca lebaran

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk, Bedanya Migrasi penduduk lebih bermakna perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
  • Kehidupan kota yang lebih modern dan mewah
  • Sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap
  • Banyak lapangan pekerjaan di kota
  • Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih baik dan berkualitas

B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi

  • Lahan pertanian yang semakin sempit mengakibatkan orang desa ke kota
  • Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
  • Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
  • Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
  • Memiliki impian kuat menjadi orang kaya

Dalam rangka menemukan sebuah defenisi atau konsepsi urbanisasi diperlukan beberapa pertimbangan, dimana pertimbangan ini didasarkan atas sifat yang dimiliki arti dan istilah urbanisasi, yaitu multi-sektoral dan kompleks, misalnya saja :

1. Dari segi demografi, urbanisasi ini dilihat sebagai suatu proses yang ditunjukkan melalui perubahan penyebaran penduduk dalam suatu wilayah. Masalah-masalah mengenai kepadatan penduduk berakibat lanjut terhadap masalah perumahan dan masalah kelebihan tenaga kerja menjadi masalah yang sangat merisaukan karena dapat menghambat pembangunan. Pemerintah secara khusus menangani masalah perumahan dengan diadakannya Departemen Perumahan.

2. Dari segi ekonomi, urbanisasi adalah perubahan struktural dalam sektor mata pencaharian. Ini dapat dilihat dari banyaknya penduduk desa yang meninggalkan pekerjaannya di bidang pertanian, beralih bekerja menjadi buruh atau pekerja kasar yang sifatnya non agraris di kota. Masalah-masalah yang menyangkut mata pencaharian sektor informasi atau yang lebih dikenal dengan istilah pedagang kaki lima.

3. Dalam pengertian sosiologi maka urbanisasi dikaitkan dengan sikap hidup penduduk dalam lingkungan pedesaan yang mendapat pengaruh dari kehidupan kota. Dalam hal ini apakah mereka dapat bertahan pada cara hidup desa ataukah mereka mengikuti arus cara hidup orang kota yang belum mereka kenal

secara mendalam, sehingga akan dapat, menimbulkan masalah-masalah sosiologis yang baru. Dari segi sosiologi, urbanisasi dapat menimbulkan lapisan sosial yang baru dan menjadi beban kota, karena kebanyakan dari mereka yang tidak berhasil hidup layak di kota dan akan menjadi penggelandang membentuk daerah slum atau daerah hunian liar.

4. Dalam pengertian geografi, Urbanisasi ini dilihat dari segi distribusi, difusi perubahan dan pola menurut waktu dan tempat, hal ini tercermin dari pernyataan

Geography deals firts and foremost with spatial aspects of urbanization, its purpose being to reveal its forms geography variants and types and the specific features of the particular course taken by urbanization under the impact of different social, economic and natural condit ions”.

Analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari "kekuatan"/strengths, "kelemahan"/weaknesses, "kesempatan"/opportunities, dan "ancaman"/threats) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu situasi.

1. kekuatan"/strengths
Lahan pertanian yang semakin sempit
Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
Memiliki impian kuat menjadi orang kaya

2. kelemahan"/weaknesses

Kepadatan penduduk kota yang menimbulkan masalah kesehatan lingkungan, masalah perumahan dan masalah sampah yang sangat erat kaitannya dengan pengaturan penduduk

Pertambahan penduduk kota yang menimbulkan masalah kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan memadai, masalah pengangguran dan masalah gelandan. Hal ini tidak terlepas dari hukum dan kependudukan yang mengatur tentang masalah-masalah kependudukan.

Masalah lalu lintas, kemacetan jalan dan masalah parkir yang menghambat kelancaran kota.

Industrialiasi di kota yang menimbulkan polusi udara, polusi air dan kebisingan.

3. kesempatan"/opportunities
Kehidupan kota yang lebih modern dan mewah
Sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap
Banyak lapangan pekerjaan di kota

4. ancaman"/threats

Dampak lingkungan kota yang berkaitan dengan urbanisasi adalah sebagai berikut :

Ruang untuk kelancaran lalu lintas kenderaan bermotor dan tempat parkir sudah durasakan sangat kurang. Dampaknya bagi orang miskin adalah mereka tidak mempunyai tempat tinggal dan hidup di tempat-tempat yang tersembunyi dengan keadaan lingkungan yang tidak sehat.

Timbulnya polusi atau pencemaran polusi udara dan kebisingan atau polusi suara telinga manusia.

Terjadinya kontaminasi pada air dan sungai demikian pula adanya pabrik sabun yang mengandung detergen dapat menjadi polutan bagi air sungai bila tidak diatur pembuangan limbahnya.

Oleh sebab itu masalah urbanisasi bukan merupakan masalah kecil sehingga pemerintah harus cepat menyelesaikan masalah ini.

Selasa, 27 Oktober 2009

peranan bahasa indonesia dalam konsep ilmiah

Bahasa Indonesia sering digunakan dalam pembuatan penulisan ilmiah. Adapun arti dari penulisan ilmiah ialah merupakan suatu tulisan yang sifatnya benar atau sesuai dengan kenyataan yang ada dan biasanya berisi tentang suatu penerapan ilmu tertentu. Oleh karena itu Peranan bahasa Indonesia sangatlah penting dalam konsep ilmiah untuk penulisan sebuah ilmiah mulai dari ejaan yang disempurnakan, pemakaian huruf, pemakaian huruf capital dan huruf miring,penulisan kata, penulisan unsur serapan, pemakaian tanda baca harus benar. Pengertian ejaan itu sendiri penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis- menulis yang distandarisasikan; yang meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca. Dalam penulisan ilmiah juga harus menggunakan bahasa yang baik dan bahasa yang benar. yang dimaksud dengan bahasa yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten, sedangkan yang dimaksud dengan bahasa yang baik adalah bahasa yang memiliki nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakaiannya.
dalam tulisan ilmiah juga harus menggunakan kalimat yang efektif. yang dimaksud efektif ialah gagasan yang diungkapkan oleh si penulis atau si bembuat dapat diterima oleh si pembaca atau si pendengar.
ciri-ciri kalimat efektif
1. kejelasan unsur S.P.
2. tidak bersubjek ganda
3. tidak mubajir
4. tidak menggunakan makna sinonim yang sama dalam satu kalimat
5. ketepatan penggunaan kata aspek
( sudah, telah, ingin, akan)
6. kecermatan
7. kelogisan
8. ketepatan penggunaan konjungsi atar kalimat dan intrakalimat
9. keparalelan
berikut contoh beberapa kalmat yang salah dan pmbenarannya:
1. kepada mahasiswa harap tenang. ( kalimat yang salah )
mahasiswa harap tenang. ( kalimat yang benar )
2. kampus kami yang terletak di kalimalang. ( kalimat yang salah )
kampus kami terletak di kalimalang ( kalimat yang benar )

Selasa, 13 Oktober 2009

Tugas Bahasa Indonesia 1

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia[1] dan bahasa persatuan bangsa Indonesia[2]. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia adalah bahasa kerja (working language).

Dari sudut pandang linguistika, bahasa Indonesia adalah suatu varian bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau dari abad ke-19, namun mengalami perkembangan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja dan proses pembakuan di awal abad ke-20. Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun saat ini dipahami oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa Indonesia tidak menduduki posisi sebagai bahasa ibu bagi mayoritas penduduknya. Sebagian besar warga Indonesia berbahasa daerah sebagai bahasa ibu. Penutur bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Namun demikian, bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di surat kabar, media elektronika, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya,[3] sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Fonologi dan tata bahasa bahasa Indonesia dianggap relatif mudah.[4] Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.[5]
Sejarah bahasa Melayu.
Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern.

Kerajaan Sriwijaya (dari abad ke-7 Masehi) memakai bahasa Melayu (sebagai bahasa Melayu Kuna) sebagai bahasa kenegaraan. Hal ini diketahui dari empat prasasti berusia berdekatan yang ditemukan di Sumatera bagian selatan peninggalan kerajaan itu. Pada saat itu bahasa Melayu yang digunakan bertaburan kata-kata pinjaman dari bahasa Sanskerta. Sebagai penguasa perdagangan di kepulauan ini (Nusantara), para pedagangnya membuat orang-orang yang berniaga terpaksa menggunakan bahasa Melayu, walaupun secara kurang sempurna. Hal ini melahirkan berbagai varian lokal dan temporal, yang secara umum dinamakan bahasa Melayu Pasar oleh para peneliti. Penemuan prasasti berbahasa Melayu Kuna di Jawa Tengah (berangka tahun abad ke-9) dan di dekat Bogor (Prasasti Bogor) dari abad ke-10 menunjukkan adanya penyebaran penggunaan bahasa ini di Pulau Jawa. Keping Tembaga Laguna yang ditemukan di dekat Manila, Pulau Luzon, berangka tahun 900 Masehi juga menunjukkan keterkaitan wilayah itu dengan Sriwijaya.

Kajian linguistik terhadap sejumlah teks menunjukkan bahwa paling sedikit terdapat dua dialek bahasa Melayu Kuna yang digunakan pada masa yang berdekatan. Sayang sekali, bahasa Melayu Kuna tidak meninggalkan catatan dalam bentuk kesusasteraan meskipun laporan-laporan dari Tiongkok menyatakan bahwa Sriwijaya memiliki perguruan agama Buddha yang bermutu.

Pada abad ke-15 berkembang bentuk yang dianggap sebagai bentuk resmi bahasa Melayu karena dipakai oleh Kesultanan Malaka, yang kelak disebut sebagai bahasa Melayu Tinggi. Penggunaannya terbatas di kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Malaya. Bentuk bahasa ini lebih halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif Bahasa Melayu Pasar.

Pada akhir abad ke-19 pemerintah kolonial Hindia-Belanda melihat bahwa bahasa Melayu (Tinggi) dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi. Promosi bahasa Melayu dilakukan di sekolah-sekolah dan didukung dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu. Pada periode ini mulai terbentuklah "bahasa Indonesia" yang secara perlahan terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor.

Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Bahasa ibu masih menggunakan bahasa daerah yang jumlahnya mencapai 360 bahasa.

Pada pertengahan 1800-an, Alfred Russel Wallace menuliskan di bukunya Malay Archipelago bahwa "penghuni Malaka telah memiliki suatu bahasa tersendiri yang bersumber dari cara berbicara yang paling elegan dari negara-negara lain, sehingga bahasa orang Melayu adalah yang paling indah, tepat, dan dipuji di seluruh dunia Timur. Bahasa mereka adalah bahasa yang digunakan di seluruh Hindia Belanda."

Jan Huyghen van Linschoten di dalam bukunya Itinerario menuliskan bahwa "Malaka adalah tempat berkumpulnya nelayan dari berbagai negara. Mereka lalu membuat sebuah kota dan mengembangkan bahasa mereka sendiri, dengan mengambil kata-kata yang terbaik dari segala bahasa di sekitar mereka. Kota Malaka, karena posisinya yang menguntungkan, menjadi bandar yang utama di kawasan tenggara Asia, bahasanya yang disebut dengan Melayu menjadi bahasa yang paling sopan dan paling pas di antara bahasa-bahasa di Timur Jauh."

Pada awal abad ke-20, bahasa Melayu pecah menjadi dua. Di tahun 1901, Indonesia di bawah Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen sedangkan pada tahun 1904 Malaysia di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.[6]

Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional atas usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa : "Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan."
[7]Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia.[8]
Peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan bahasa IndonesiaPerinciannya sebagai berikut:

Tahun 1896 disusunlah ejaan resmi bahasa Melayu oleh Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Ejaan ini dimuat dalam Kitab Logat Melayu.

Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.

Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia.[9]

Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.

Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.

Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.
Penyempurnaan ejaan Ejaan-ejaan untuk bahasa Melayu/Indonesia mengalami beberapa tahapan sebagai berikut:
Ejaan van OphuijsenEjaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:

Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.

Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.

Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.
Ejaan RepublikEjaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:

Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.

Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.

Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.
Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.
Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.
PenggolonganIndonesia termasuk anggota dari Bahasa Melayu-Polinesia Barat subkelompok dari bahasa Melayu-Polinesia yang pada gilirannya merupakan cabang dari bahasa Austronesia. Menurut situs Ethnologue, bahasa Indonesia didasarkan pada bahasa Melayu dialek Riau yang dituturkan di timur laut Sumatra
Distribusi geografisBahasa Indonesia dituturkan di seluruh Indonesia, walaupun lebih banyak digunakan di area perkotaan (seperti di Jakarta dengan dialek Betawi serta logat Betawi).
Penggunaan bahasa di daerah biasanya lebih resmi, dan seringkali terselip dialek dan logat di daerah bahasa Indonesia itu dituturkan. Untuk berkomunikasi dengan sesama orang sedaerah kadang bahasa daerahlah yang digunakan sebagai pengganti untuk bahasa Indonesia.
Kedudukan resmiBahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting seperti yang tercantum dalam:
Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, ”Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Undang-Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa ”Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.
Dari Kedua hal tersebut, maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai:

Bahasa kebangsaan, kedudukannya berada di atas bahasa-bahasa daerah.
Bahasa negara (bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Tata bahasaDibandingkan dengan bahasa-bahasa Eropa, bahasa Indonesia tidak banyak menggunakan kata bertata bahasa dengan jenis kelamin. Sebagai contoh kata ganti seperti "dia" tidak secara spesifik menunjukkan apakah orang yang disebut itu lelaki atau perempuan. Hal yang sama juga ditemukan pada kata seperti "adik" dan "pacar" sebagai contohnya. Untuk memerinci sebuah jenis kelamin, sebuah kata sifat harus ditambahkan, "adik laki-laki" sebagai contohnya.
Ada juga kata yang berjenis kelamin, seperti contohnya "putri" dan "putra". Kata-kata seperti ini biasanya diserap dari bahasa lain. Pada kasus di atas, kedua kata itu diserap dari bahasa Sanskerta melalui bahasa Jawa Kuno.
Untuk mengubah sebuah kata benda menjadi bentuk jamak digunakanlah reduplikasi (perulangan kata), tapi hanya jika jumlahnya tidak terlibat dalam konteks. Sebagai contoh "seribu orang" dipakai, bukan "seribu orang-orang". Perulangan kata juga mempunyai banyak kegunaan lain, tidak terbatas pada kata benda.
Bahasa Indonesia menggunakan dua jenis kata ganti orang pertama jamak, yaitu "kami" dan "kita". "Kami" adalah kata ganti eksklusif yang berarti tidak termasuk sang lawan bicara, sedangkan "kita" adalah kata ganti inklusif yang berarti kelompok orang yang disebut termasuk lawan bicaranya.
Susunan kata dasar yaitu Subyek - Predikat - Obyek (SPO), walaupun susunan kata lain juga mungkin. Kata kerja tidak di bahasa berinfleksikan kepada orang atau jumlah subjek dan objek. Bahasa Indonesia juga tidak mengenal kala (tense). Waktu dinyatakan dengan menambahkan kata keterangan waktu (seperti, "kemarin" atau "esok"), atau petunjuk lain seperti "sudah" atau "belum".
Dengan tata bahasa yang cukup sederhana bahasa Indonesia mempunyai kerumitannya sendiri, yaitu pada penggunaan imbuhan yang mungkin akan cukup membingungkan bagi orang yang pertama kali belajar bahasa Indonesia.
Awalan, akhiran, dan sisipanBahasa Indonesia mempunyai banyak awalan, akhiran, maupun sisipan, baik yang asli dari bahasa-bahasa Nusantara maupun dipinjam dari bahasa-bahasa asing.
Dialek dan ragam bahasaPada keadaannya bahasa Indonesia menumbuhkan banyak varian yaitu varian menurut pemakai yang disebut sebagai dialek dan varian menurut pemakaian yang disebut sebagai ragam bahasa
Dialek dibedakan atas hal ihwal berikut:

Dialek regional, yaitu rupa-rupa bahasa yang digunakan di daerah tertentu sehingga ia membedakan bahasa yang digunakan di suatu daerah dengan bahasa yang digunakan di daerah yang lain meski mereka berasal dari eka bahasa. Oleh karena itu, dikenallah bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Jakarta (Betawi), atau bahasa Melayu dialek Medan.

Dialek sosial, yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu. Contohnya dialek wanita dan dialek remaja.

Dialek temporal, yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu tertentu. Contohnya dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman Abdullah.
Idiolek, yaitu keseluruhan ciri bahasa seseorang. Sekalipun kita semua berbahasa Indonesia, kita masing-masing memiliki ciri-ciri khas pribadi dalam pelafalan, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.
Referensi
^ Pasal 36 Undang-Undang Dasar RI 1945
^ Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
^ http://www.ohio.edu/LINGUISTICS/indonesian/index.html Why Indonesian is important to learn. Situs pengajaran bahasa Indonesia di Ohio State University.
^ Farber, Barry. J. How to learn any language quickly, enjoyably and on your own. Citadel Press. 1991.
^ Eliot, J., Bickersteth, J. Sumatra Handbook. Footprint. 2000.
^ (en) Terbaik dari yang Terbaik (Crème de la Crème)
^ [1]
^ Teeuw, A (1986). Modern Indonesian Literature I.
^ Etek, Azizah (2008). Kelah Sang Demang, Jahja Datoek Kajo, Pidato Otokritik di Volksraad 1927 - 1939.
^ http://www.wikipedia.org/